Senin, 30 Maret 2009

BUDIDAYA TANAMAN JAHE

Jahe merupakan salah satu komoditas ekspor rempah-rempah

Indonesia, disamping itu juga menjadi bahan baku obat tradisional

maupun fitofarmaka, yang memberikan peranan cukup berarti dalam

penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa negara. Sebagai

komoditas ekspor dikemas berupa jahe segar, asinan (jahe putih besar),

jahe kering (jahe putih besar, kecil dan jahe merah), maupun minyak

atsiri dari jahe putih kecil (jahe emprit) dan jahe merah. Volume

permintaannya terus meningkat seiring dengan permintaan produk jahe

dunia serta makin berkembangnya industri makanan dan minuman di

dalam negeri yang menggunakan bahan baku jahe. Pada tahun 1998,

ekspor jahe Indonesia mencapai 32.807 ton dengan nilai nominal

US $ 9.286.161. Tahun 2003 turun menjadi 7.470 ton dengan nilai

US $ 3.930.317 karena mutu yang tidak memenuhi standar. Namun

permintaan jahe mengalami peningkatan setiap tahun. Kondisi ini di

Indonesia, direspon dengan makin berkembangnya areal penanaman

dan munculnya berbagai produk jahe.

Pengembangan jahe skala luas sampai saat ini perlu didukung

dengan upaya pembudidayaannya secara optimal dan berkesinambungan.

Untuk mencapai tingkat keberhasilan budidaya yang optimal

diperlukan bahan tanaman dengan jaminan produksi dan mutu yang

baik serta stabil dengan cara menerapkan budidaya anjuran. Adanya

penolakan ekspor jahe Indonesia di negara tujuan terutama Jepang,

karena tingginya cemaran mikroorganisme, mengakibatkan anjloknya

pendapatan petani jahe. Hal ini perlu segera diantisipasi dengan

menerapkan budidaya anjuran terbaik diantaranya dengan penggunaan

bahan tanaman sehat yang berasal dari varietas unggul. Selain itu,

karena kualitas simplisia bahan baku industri hilir ditentukan oleh

proses budidaya dan pascapanennya, maka pembakuan standar

prosedur operasional (SPO) budidaya jahe dibuat guna mendukung

GAP (Good Agricultural Practices).

PERSYARATAN TUMBUH

Untuk budidaya jahe diperlukan lahan di daerah yang sesuai

untuk pertumbuhannya. Untuk pertumbuhan jahe yang optimal

diperlukan persyaratan iklim dan lahan sebagai berikut : iklim tipe A,

B dan C (Schmidt & ferguson), ketinggian tempat 300 - 900 m dpl.,

temperatur rata-rata tahunan 25 - 30ยบ C, jumlah bulan basah (> 100

mm/bl) 7 - 9 bulan per tahun, curah hujan per tahun 2 500 – 4 000 mm,

intensitas cahaya matahari 70 - 100% atau agak ternaungi sampai

terbuka, drainase tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung

liat berpasir, pH tanah 6,8 – 7,4. Pada lahan dengan pH rendah dapat

diberikan kapur pertanian (kaptan) 1 - 3 ton/ha atau dolomit 0,5 - 2

ton/ha untuk meningkatkan pH tanah.

Pada lahan dengan kemiringan > 3% dianjurkan untuk

dilakukan pembuatan teras, teras bangku sangat dianjurkan bila

kemiringan lereng cukup curam. Hal ini untuk menghindari terjadinya

pencucian lahan yang mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, dan

benih jahe hanyut terbawa arus. Persyaratan lahan lainnya yang juga

penting bagi penamaman jahe adalah lahan bukan merupakan daerah

endemik penyakit tular tanah (soil borne diseases) terutama bakteri

layu dan nematoda. Untuk menjamin kesehatan lahan, sebaiknya lahan

yang digunakan bukan bekas jahe, atau tidak ada serangan penyakit

bakteri layu dilahan tersebut dan hanya dua kali berturut-turut ditanami

jahe. Tahun berikutnya dianjurkan pindah tempat untuk menghindari

kegagalan panen karena kendala penyakit dan adanya gejala allelopati.

BAHAN TANAMAN

Jahe (Zingiber officinale Rosc.; Ginger) adalah tanaman herba

tahunan yang tergolong famili Zingiberaceae, dengan daun berpasangpasangan

dua-dua berbentuk pedang, rimpang seperti tanduk,

beraroma. Selama ini di Indonesia, berdasarkan pada bentuk, warna

dan aroma rimpang serta komposisi kimianya dikenal 3 tipe jahe, yaitu

jahe putih besar, jahe emprit dan jahe merah.

Jahe putih besar (Z. officinale var. officinarum) mempunyai

rimpang besar berbuku, berwarna putih kekuningan dengan diameter

8,47 – 8,50 cm, aroma kurang tajam, tinggi dan panjang rimpang 6,20

– 11,30 dan 15,83 – 32,75 cm, warna daun hijau muda, batang hijau

muda dengan kadar minyak atsiri didalam rimpang 0,82 – 2,8%.

Jahe putih kecil (Z. officinale var. amarum) mempunyai

rimpang kecil berlapis-lapis, aroma tajam, berwarna putih kekuningan

dengan diameter 3,27 – 4,05 cm, tinggi dan panjang rimpang 6,38 –

11,10 dan 6,13 – 31,70 cm, warna daun hijau muda, batang hijau muda

dengan kadar minyak atsiri 1,50 – 3,50%.

Jahe merah (Z. officanale var. rubrum) mempunyai rimpang

kecil berlapis, aroma sangat tajam, berwarna jingga muda sampai

merah dengan diameter 4,20 – 4,26 cm, tinggi dan panjang rimpang

5,26 – 10,40 dan 12,33 – 12,60 cm, warna daun hijau muda, batang

hijau kemerahan dengan kadar minyak atsiri 2,58 – 3,90%.

Balittro telah melepas varietas unggul jahe putih besar

(Cimanggu-1) dengan potensi produksi 17 - 37 ton/ha. Sedangkan

calon varietas unggul jahe putih kecil dan jahe merah rata-rata potensi

produksinya masing-masing untuk jahe putih kecil adalah 16 ton/ha

dengan kadar minyak atsiri 1,7 – 3,8%, kadar oleoresin 2,39 – 8,87%.

Sedangkan jahe merah potensi produksinya 22 ton/ha, kadar minyak

atsiri 3,2 – 3,6%, kadar oleoresin 5,86 – 6,36%.

PEMBENIHAN

Benih yang digunakan harus jelas asal usulnya, sehat dan tidak

tercampur dengan varietas lain. Benih yang sehat harus berasal dari

pertanaman yang sehat, tidak terserang penyakit. Beberapa penyakit

penting pada tanaman jahe yang umum dijumpai, terutama jahe putih

besar, adalah layu bakteri (Ralstonia solanacearum), layu fusarium

(Fusarium oxysporum), layu rizoktonia (Rhizoctonia solani), nematoda

(Rhodopolus similis) dan lalat rimpang (Mimergralla coeruleifrons,

Eumerus figurans) serta kutu perisai (Aspidiella hartii). Rimpang yang

telah terinfeksi penyakit tidak dapat digunakan sebagai benih karena

akan menjadi sumber penularan penyakit di lapangan. Pemilihan

benih harus dilakukan sejak pertanaman masih di lapangan. Apabila

terdapat tanaman yang terserang penyakit atau tercampur dengan jenis

lain, maka tanaman yang terserang penyakit dan tanaman jenis lain

harus dicabut dan dijauhkan dari areal pertanaman. Pemilihan

(penyortiran) selanjutnya dilakukan setelah panen, yaitu di gudang

penyimpanan. Pemeriksaan dilakukan untuk membuang benih yang

terinfeksi hama dan penyakit atau membuang benih dari jenis lain.

Rimpang yang akan digunakan untuk benih harus sudah tua

minimal berumur 10 bulan. Ciri-ciri rimpang tua antara lain

kandungan serat tinggi dan kasar, kulit licin dan keras tidak mudah

mengelupas, warna kulit mengkilat menampakkan tanda bernas.

Rimpang yang terpilih untuk dijadikan benih, sebaiknya

mempunyai 2 - 3 bakal mata tunas yang baik dengan bobot sekitar 25

- 60 g untuk jahe putih besar, 20 - 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe

merah. Kebutuhan benih per ha untuk jahe merah dan jahe emprit 1 –

1,5 ton, sedangkan jahe putih besar yang dipanen tua membutuhkan

benih 2 - 3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar yang dipanen

muda. Bagian rimpang yang terbaik dijadikan benih adalah rimpang

pada ruas kedua dan ketiga.

Sebelum ditanam rimpang benih ditunaskan terlebih dahulu

dengan cara menyemaikan yaitu, menghamparkan rimpang di atas

jerami/alang-alang tipis, di tempat yang teduh atau di dalam gudang

penyimpanan dan tidak ditumpuk. Untuk itu biasa digunakan wadah

atau rak-rak terbuat dari bambu atau kayu sebagai alas. Selama

penyemaian dilakukan penyiraman setiap hari sesuai kebutuhan, untuk

menjaga kelembaban rimpang. Benih rimpang bertunas dengan tinggi

tunas yang seragam 1 - 2 cm, siap ditanam di lapangan dan dapat

beradaptasi langsung, juga tidak mudah rusak. Rimpang yang sudah

bertunas tersebut kemudian diseleksi dan dipotong menurut ukuran.

Untuk mencegah infeksi bakteri, dilakukan perendaman didalam

larutan antibiotik dengan dosis anjuran. Kemudian dikering anginkan.

BUDIDAYA

Untuk mencapai hasil yang optimal didalam budidaya jahe

putih besar, jahe putih kecil maupun jahe merah, selain menggunakan

varietas unggul yang jelas asal usulnya perlu diperhatikan juga cara

budidayanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar